JOGJA—Sesar Mataram yang ditemukan saat pemetaan gempa terbaru berada di jalur Tol Jogja Solo. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meminta temuan awal ini diteliti secara mendalam agar bisa meminimalkan dampak bencana.
Profesor Riset dari Pusat Kebencanaan Geologi BRIN Danny Hilman Natawidjaja mengatakan masyarakat dan instansi terkait wajib melakukan mitigasi mengingat status Sesar Mataram terindikasi aktif.
“Aktivitas kegempaan memang belum ada. Gempa Juni 1867 karena Sesar Opak. Namun, beberapa kolega mengatakan Sesar Mataram ikut bergerak waktu gempa 1867 itu, sama seperti waktu gempa 2006. Harus diantisipasi juga, karena juga ada pembangunan Tol Jogja Solo. Itu juga lewat tengah Kota Jogja sehingga harus dibuktikan ada atau tidak,” kata dia, Rabu (22/2/2023).
BACA JUGA: Business Matching PaDi UMKM Catatkan Nilai Transaksi Lebih dari Rp30 Miliar
Wilayah yang dilewati Sesar Mataram berada di utara Candi Boko dan memanjang di sekitar Selokan Mataram. Sesar Maratam adalah kelanjutan Sesar Dengkeng yang melintas dari timur ke barat. Dia menyebut Sesar Mataram sebagai saudara kembar Sesar Opak.
BACA JUGA: 2 Km Sudah Siap, Tol Jogja Solo Akan Dibuka Jelang Lebaran Sepanjang 6 Km
Menurut Danny, Sesar Mataram bukan sesar yang benar-benar baru. Peneliti menemukannya saat memetakan sesar yang ada di DIY.
“Bukan benar-benar baru di Jogja, cuma yang membuat terkejut, sesarnya bisa diikuti terus ke arah barat,” kata Danny.
Letak Sesar Mataram berpapasan dengan Sesar Opak, dimulai dari utara Candi Boko sejajar terus melewat Selokan Mataram sampai ke barat hingga lahan luas yang dia sebut sebagai tempat pramuka. Sesar Mataram juga melewati tengah Kota Jogja.
Sementara, Tol Jogja Solo akan melayang melewati Selokan Mataram begitu memasuki wilayah Kalasan hingga Maguwoharjo, Sleman.
BACA JUGA: Terbaru Sesar Mataram, Ada Berapa Sesar Aktif Potensial Pemicu Gempa di Jogja?
Temuan awal Sesar Maratam ini didukung dengan pemetaan topografi dan juga survei lapangan. Data-data tersebut kemudian diteliti dengan metode geolistrik untuk memindai kondisi bawah permukaan. Dari hasil studi itu, BRIN menemukan indikasi keberadaan Sesar Mataram.
“Yang perlu digarisbawahi, belum saatnya masyarakat panik. Kami usulkan agar ada penelitian lebih lanjut, karena belum ada penggalian yang kami sebut sebagai riset paritan [penggalian parit],” ujarnya.
Danny Hilman Natawidjaja mengatakan pada gempa Jogja 2006, Sesar Mataram terlihat mengalami keretakan di bagian permukaan. Peneliti menemukan jalur sesar terlihat dari sisi barat ke arah timur memanjang sejauh dua kilometer. Sesar Mataram juga terungkap dari pergeseran topografi sungai di sekitarnya.
“Ini baru indikasi sesar aktif dan untuk membuktikannya harus ada studi lagi. Jalur sesar harus digali sampai lima meter. Kalau ada, pasti kelihatan bidang patahan yang memotong lapisan,” ucapnya, Rabu (22/3/2023).
BACA JUGA: BMKG dan UGM Akan Telusuri Keberadaan Sesar Mataram
BRIN sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak dan instansi yang berwenang untuk menggelar riset paritan memperdalam temuan awal Sesar Mataram.
Studi lanjutan tersebut akan membuktikan apakah Sesar Mataram aktif atau tidak. Potensi gempa maupun seberapa cepat sesar itu bergerak juga akan terlihat.
“Dari temuan awal, potensinya cukup lumayan mencapai magnitudo 6,7. Ini juga belum ada di peta gempa Indonesia, mungkin baru mau didiskusikan dengan tim nasional karena baru proses revisi peta gempa juga,” katanya.
https://m.harianjogja.com/jogjapolitan/read/2023/02/22/510/1127120/peta-gempa-terbaru-sesar-mataram-ada-di-jalur-tol-jogja-solo